Senin, 06 Mei 2013

Perubahan Iklim Yang Berdampak Pada Penyakit DBD dan Malaria


Pemanasan global saat ini menjadi salah satu masalah yang penting bagi dunia, karena dampak yang ditimbulkannya sangat berpengaruh dalam segala macam bidang, apalagi dalam hal kesehatan.

Kondisi Perubahan iklim yang sangat tidak menentu menyebabkan makin berkembangnya berbagai macam penyakit, apalagi curah hujan yang tinggi saat ini sangat berpotensi bagi penyakit seperti Demam Berdarah Dengue dan Malaria menyebar di masyarakat.

Melihat fenomena ini, Kementerian Kesehatan RI yang bekerja sama dengan Research Center for Climate Change, Univeritas Indonesia (RCCC-UI) dan didukung oleh Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) menjalankan Proyek “Kajian Kerentanan Kesehatan Akibat Perubahan Iklim: Penilaian, Pemetaan dan Adaptasi Berbasis Masyarakat Pada Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Malaria” guna meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kecenderungan peningkatan kasus penyakit DBD dan Malaria.

"Kondisi iklim yang mulai berubah sangat berpengaruh terhadap perkembangan vektor penyebab penyakit di suatu daerah. Hal ini akan diperkuat dengan melemahnya daya tahan tubuh manusia," ungkap Prof. dr. Tjandara Yoga Aditama, Sp(K), MARS, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI.


Hal ini disampaikan beliau pada saat acara peresmian Kick Off Meeting proyek Kajian Kerentanan Kesehatan Akibat Perubahan Iklim: Penilaian, Pemetaan dan Adaptasi Berbasis Masyarakat Pada Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Malaria” guna meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kecenderungan peningkatan kasus penyakit DBD dan Malaria, di Hotel Nalendra, Jakarta  Timur, Rabu 27 Maret 2013.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Direktur Lingkungan Hidup Badan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta perwakilan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, Sekretariat ICCTF, UNDP, dan Universitas Indonesia.

Tjandra mengungkapkan, dari kajian ini diharapkan dapat diperoleh model proyeksi perubahan iklim terkait insiden penyakit DBD dan Malaria berikut peta distribusi wilayah rentan di 21 kabupaten/kota di Indonesia.

Ke-21 kabupaten/kota tersebut tersebar di Provinsi Sumatera Barat (Kota Padang, Kabupaten Padang, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Padang Panjang), Provnsi DKI Jakarta (Jakarta Pusat dan Jakarta Utara), Provinsi Banten (Kota Tanggerang dan Kabupaten Tanggerang), Provinsi Jawa Timur (Kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Banyuwangi), Provinsi Bali (Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Karang Asem), dan Provinsi Kalimantan Tengah (Kota Palangkaraya, Kabupaten Muara Teweh, Kabupaten Kotawaringin Barat, dan Kabupaten Kotawaringin Timur).


Dok.: PMU Proyek ICCTF - Kemenkes

0 comments:

Posting Komentar