Rabu, 08 Mei 2013

Sekilas Penyakit Malaria

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (Plasmodium sp.) yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. Penyakit malaria dapat menyerang semua kalangan, baik pria maupun wanita, dan pada semua golongan umur, dari bayi hingga dewasa. Diperkirakan 45% penduduk Indonesia berisiko tertular malaria. Kematian karena malaria dapat mempengaruhi tingginya kematian bayi, anak balita, dan ibu hamil dan menurunkan produktivitas sumber daya manusia.

Di Indonesia terdapat 424 kabupaten endemis malaria dari total 497 kabupaten yang ada. Berdasarkan Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (2011), annual parasite index (API) yang merupakan indikator angka kejadian malaria menurun dari 2,47 per 1000 penduduk pada tahun 2008 menjadi 1,85 per 1000 penduduk pada tahun 2009. Bila dilihat per provinsi dari tahun 2008 – 2009, provinsi dengan API tertinggi adalah Papua Barat, NTT, dan Papua. Secara umum, pada tahun 2008 – 2009 Indonesia memiliki 12 provinsi dengan API yang berada di atas angka API nasional. Di sisi lain, menurut data statistik rumah sakit, angka kematian (case fatality rate; CFR) penderita yang disebabkan malaria untuk semua kelompok umur menurun drastis dari tahun 2004 ke tahun 2006 (dari 10,61% menjadi 1,34%). Namun dari tahun 2006 sampai tahun 2009, CFR cenderung meningkat hingga lebih dua kali lipat.


Penyebab Malaria

Penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. Berdasarkan konfirmasi vektor di Indonesia yang telah dilakukan sejak tahun 1919 hingga tahun 2009, terdapat 25 spesies Anopheles sp. yang ditemukan positif membawa parasit malaria. Menurut tempat berkembang biaknya, vektor malaria dapat dikelompokkan ke dalam tiga tipe, yaitu nyamuk yang berkembang biak di persawahan, perbukitan/hutan, dan pantai/aliran sungai.

Nyamuk Anopheles vagus
Sumber: http://www.fehd.gov.hk/english/safefood/photo_page2/Culicidae/Anopheles%20vagus.html

Ke-25 jenis vektor tersebut memiliki waktu aktivitas menggigit yang berbeda. Hingga saat ini, waktu menggigit yang telah diketahui yaitu pukul 17.00-18.00, sebelum pukul 24.00 (20.00-23.00), dan setelah pukul 24.00 (00.00-4.00). Vektor malaria dengan waktu aktivitas menggigit pukul 17.00-18.00 adalah An. tesselatus; sebelum jam 24.00 adalah An. aconitus, An. annullaris, An. barbirostris, An. kochi, An. sinensis, An.vagus; dan vektor yang menggigit setelah pukul 24.00 adalah An. farauti, An. koliensis, An. leucosphyrosis, An. unctullatus.

Selain itu, di Indonesia terdapat beberapa jenis plasmodium yang merupakan parasit penyebab malaria, meliputi Plasmodium falsifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, dan jenis campuran. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan bahwa Plasmodium falsifarum menyebabkan 86,4% kasus malaria, Plasmodium vivax sebanyak 6,9%, dan spesies lainnya berkontribusi sebesar 6,7%.


Mekanisme Penularan Malaria

Jika terdapat nyamuk Anopheles sp. yang menggigit penderita malaria, maka parasit akan ikut terhisap bersama darah penderita. Dalam tubuh nyamuk, parasit tersebut berkembang biak. Setelah 7 – 14 hari, apabila nyamuk tersebut menggigit orang sehat maka parasit akan ditularkan kepada orang sehat tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit akan berkembang biak dan menyerang sel-sel darah merah. Gejala penyakit malaria baru akan ditunjukkan oleh penderita dalam kurun waktu kurang lebih 12 hari sejak penderita digigit.

Siklus transmisi malaria
Dimodifikasi dari: http://bepast.org/dataman.pl?c=lib&dir=docs/photos/malaria/


Gejala Malaria

Gejala Malaria Ringan

  • Demam menggigil secara berkala dan biasanya disertai sakit kepala
  • Pucat karena kurang darah
  • Kadang-kadang dimulai dengan badan terasa lemah, mual/muntah, dan nafsu makan rendah
  • Gejala spesifik daerah, misalnya pada anak-anak disertai dengan diare

Gejala Malaria Berat

  • Kejang-kejang
  • Kehilangan kesadaran (mengigau, bicara salah, tidur terus menerus, menjadi lebih diam, perubahan tingkah laku)
  • Kuning pada mata
  • Panas tinggi
  • Kencing berwarna teh tua
  • Nafas cepat
  • Muntah secara terus menerus
  • Pingsan hingga koma


Akibat Penyakit Malaria

  1. Penderita mengalami kekurangan darah (anemia) karena sel darah merah hancur dirusak oleh parasit dan berakibat:
    • Daya tahan tubuh menuruh hingga mudah terinfeksi penyakit lain
    • Daya kerja menurun
    • Pertumbuhan otak pada anak-anak dapat terhambat, terutama pada masa dalam kandungan hingga usia balita
    • Anak sekolah sering tidak masuk dan sulit menangkap pelajaran
  2. Pada ibu hamil dapat menyebabkan:
    • Bayi lahir mati
    • Bayi lahir dengan berat badan rendah
    • Bayi anemia
    • Ibu hamil meninggal 
  3. Pembuluh darah otah tersumbat menyebabkan:
    •  Kejang-kejang
    • Kehilangan kesadaran
    • Pingsan hingga koma
    • Hilang ingatan
    • Meninggal bila tidak segera diobati


Cara Pencegahan Malaria

1. Menghindari gigitan nyamuk

  • Tidur menggunakan kelambu anti nyamuk yang tahan 2 hingga 5 tahun, dapat dicuci hingga 20 kali
  • Menggunakan obat anti nyamuk
  • Memakai obat oles anti nyamuk
  • Memasang kawat kassa di setiap ventilasi
  • Tidak berada di luar rumah pada malam hari
  • Jika keluar rumah sebaiknya menggunakan pakaian yang tertutup (menggunakan baju lengan panjang) atau menggunakan obat anti nyamuk oles (repellent)

2. Pengobatan pencegahan

Dua hari sebelum berangkat ke darah malaria meminum obat doksisiklin 1x1 kapsul/hari hingga 2 minggu setelah keluar dari lokasi tersebut

3. Membersihkan lingkungan

  • Membersihkan lingkungan
  • Menimbun genangan air
  • Membersihkan lumut
  • Mengalirkan air yang tergenang

4. Menebarkan ikan pemakan jentik

Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik, seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi, dan mujair.

Ikan pemakan jentik: ikan gupi (kiri) dan nila merah (kanan)
Sumber: http://cintabahari.com/ikan-cereguppy-dapat-menghilangkan-jentik-nyamuk (kiri)
http://jakartacity.olx.co.id/ikan-nila-merah-hidup-iid-448301197 (kanan)


Cara Pengobatan Malaria

  • Pengobatan diberikan setelah penderita dinyatakan positif malaria dengan pemeriksaan laboratorium (mikroskopis) maupun Rapid Diagnostic Test (RDP) di tempat pelayanan kesehatan
  • Obat yang digunakan adalah Artemisinin-based Combination Therapy (ACT)
  • Obat diminum setelah makan (perut tidak kosong) sampai habis selama tiga hari sesuai dengan takaran
  • Apabila obat telah diminum sampai habis tetapi belum sembuh, penderita sebaiknya segera mendatangi Puskesmas


Tempat Pengobatan

  • Pos malaria desa (Posmaldes) atau Pos kesehatan desa (Poskesdes)
  • Petugas kesehatan setempat
  • Puskesmas pembantu
  • Puskesmas
  • Rumah sakit


Dikutip dengan perubahan dari:

  • Kementerian Kesehatan RI. 2011. Epidemiologi Malaria di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, edisi Triwulan I tahun 2011.
  • Brosur Kenali dan Berantas Malaria, dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI

1 comments:

Anonim mengatakan...

Thanks.. Informasinya sangat bermanfaat

Posting Komentar