Selasa, 23 April 2013
Kadar CO2 Meningkat, Ukuran Kepiting Jadi Raksasa
Tim peneliti dari University of North Carolina (UNC) Aquarium Research Center mengungkapkan, meningkatnya kadar karbon dioksida di udara dan lautan menyebabkan ukuran kepiting menjadi lebih besar.
Para peneliti menemukan bahwa pemanasan global menyebabkan tingkat karbon dioksida atau gas rumah kaca meningkat di lapisan atmosfer. Akibatnya, kepiting menjadi lebih besar, lebih kuat, dan lebih cepat, seperti dilansir The Christian Science Monitor, 15 April 2013.
Ini tentu menjadi kabar buruk bagi para pecinta seafood, terutama penggila kerang. Secara rantai ekosistem, meningkatnya ukuran kepiting membuatnya menjadi lebih rakus dengan memangsa kerang lebih banyak.
"Tingginya tingkat karbon dioksida di lautan menyebabkan pertumbuhan kerang tiram menjadi lebih lamban. Sementara kepiting biru yang merupakan predator kerang tiram tumbuh empat kali lebih cepat," kata Justin Baker Ries, ahli geologi kelautan di University of North Carolina, AS.
"Kerang tiram adalah makanan favorit kepiting besar, mereka akan lebih gesit, memangsa kerang dalam waktu singkat," jelas Ries.
Dalam percobaan yang dilakukan oleh tim peneliti, kepiting besar dan kerang tiram disatukan dalam tempat berlumpur. Hasilnya, kepiting memiliki selera makan yang tak terpuaskan.
"Kepiting tampak agresif memotong cangkang kerang tiram, mencabik-cabik, dan segera memakan dagingnya. Ini seperti menonton seekor singa sedang memangsa domba," kata Ries.
Penelitian yang sudah diterbitkan di Jurnal Geology ini juga menemukan, bahwa meningkatnya ukuran kepiting menyebabkan jumlah daging yang tumbuh di dalam cangkangnya menjadi lebih sedikit.
Bagi penggila kerang tiram, bersiap-siaplah kekurangan pasokan kerang di restoran-restoran seafood. Sementara bagi penggemar kepiting, tidak lama lagi Anda tidak bisa menikmati daging tebal di balik cangkang kepiting.
Sumber: Vivanews
Event: Indonesia Climate Change Education Forum & Expo
Event yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada tanggal 18-21 April 2013 ini diikuti oleh beberapa kementerian seperti, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Lingkungan Hidup, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Event Indonesia Climate Change Education Forum & Expo ini ditujukan untuk memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai perubahan iklim kepada khalayak masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Berikut ini adalah stand stand yang ada di event Indonesia Climate Change Education Forum & Expo.
Dok.: PMU Proyek ICCTF - Kemenkes
Jumat, 12 April 2013
Terjadinya Perubahan Iklim di Dunia
Sekilas Tentang Perubahan Iklim
Meningkatnya pemanasan: Sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat pemanasan rata-rata selama lima tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global naik sebesar 0.74°C selama abad ke-20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan.Efek rumah kaca (a) alami dan (b) yang telah diperkuat oleh emisi antropogenik. Warna merah menunjukkan tingkat konsentrasi gas rumah kaca (sumber: Elder, 2013) |
Penyebab Perubahan Iklim
Perubahan iklim global terjadi karena atmosfer bumi dipenuhi oleh gas rumah kaca (GRK), (Karbon Dioksida dan Metana) yang dihasilkan oleh manusia. Gas Karbon Dioksida terjadi akibat proses pembakaran bahan bakar fosil dengan tujuan untuk menghasilkan energi dan juga hutan. Sementara gas metana terjadi akibat aktivitas pembuangan sampah. GRK memiliki kemampuan untuk menangkap sinar infra merah dari matahari yang direfleksikan oleh bumi. Karena itu semakin besar jumlah GRK didalam atmosfer bumi maka bumi pun akan semakin panas.Peningkatan temperatur akan berdampak pada:
- Meluasnya pencairan es di kutub utara
- Meningkatnya suhu air laut, yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut
- Musim kering akan semakin kering dan musim penghujan akan lebih basah
- Meningkatnya curah hujan dan kondisi banjir
Referensi
- Elder, Will. 2013. What is Climate Change? Diambil dari National Park Service Website, diakses pada 20 Februari 2013 (url: http://www.nps.gov/goga/naturescience/climate-change-causes.htm)
Langganan:
Postingan (Atom)